December 6, 2013

Kala (h)

Seandainya aku dapat memutar waktu , waktu yang  mana yang akan ku  perbaiki?
Seandainya aku dapat kembali ke masa lalu , pada bagian mana aku ingin kembali?
Seandainya aku dapat mengulang waktu, memori yang mana yang ingin kuulangi?

                   
waktu.. waktu.. waktu.. waktu.. waktu.. waktu..  waktu.. waktu.. waktu.. waktu..waktu..
terus kuulangi kata itu hingga tak ada lagi arti bagiku..

apakah aku harus terus terkurung dalam lingkaran waktu, dikendalikan peraturan baku..
terhimpit oleh detik yang kian menyempit..
seolah tak ada waktu manapun yang cukup, sesak menghimpit hinga ke paru-paru..
mencoba untuk melonggarkan setiap menit yang semakin pelit..

ah, rasanya nafsu makanku sudah hilang.
hanya dengan memikirkan jam dinding yang selalu berdentang.
jarumnya yang selalu bergeser membuatku naik pitam, ingin rasanya ku tonjok, ku tendang, ku lempar dengan berang, agar jam itu berhenti walau cuma sekarang.

berlari.. berlari.. berlari.. berlari.. berlari.. berlari.. berlari.. berlari.. berlari.. berlari.. berlari..
hingga melepuh semua jari-jari..

kupercepat lariku mengikuti arus manusia lain, mengikuti aturan yang ditancapkan di hati dan otak mereka..

sial! panasnya aspal membuat kakiku berdarah dan bernanah.
segala jenis umpatan serta makian kusimpan dalam hatiku yang mulai jengah.
namun otakku mulai berkhianat, ia mulai bimbang, melihat adanya bayangan memabukkan di depan mata, sungguh indah.

aku mulai putar arah, meninggalkan kerumunan sambil bersenandung.
para manusia berwajah topeng itu menatapku dengan garang.
sebagian dari mereka tampak murung.
sebagian lagi melemparkan tatapan setajam parang.

perlahan namun pasti kubuka topeng yang selama ini melekat erat di mukaku,
kulemparkan dengan sepenuh hati kedalam tong sampah yang penuh dengan barang-barang palsu..

aku memilih berhenti di sebuah taman, menikmati setiap hembusan dari puntung rokok terakhir.. sambil mengesap aroma kopi panas dari cangkir..
masa bodoh dengan mereka yang memilih untuk berlari hingga akhir..

kunyalakan kembang api untuk merayakan kebebasanku.
kubakar semua uang yang bergambar si pemerintah baku.
kutaburi ratusan kelopak mawar disetiap sudut rumahku.
kumasukkan semua jam yang ada disetiap ruangan kedalam peti lalu kupalu...

ah, waktu.. mendengarnya sekarang rasanya aku ingin tertawa terbahak-bahak.
terus tertawa sampai puas tanpa takut tersedak.
rasa bebas meluap-luap di seluruh ronggaku hingga rasanya mau meledak.
tidak ada lagi rasa terhimpit penuh sesak.

tertawa.. tertawa.. tertawa.. tertawa.. tertawa.. tertawa.. tertawa.. tertawa..  kemudian diam..

tiba-tiba ada perasaan aneh masuk kedalam dadaku.
kebahagiaan ini terasa begitu sempurna! hawa dingin mulai menyapu tiap inci tubuhku.
rasa takut kembali terlintas dalam benakku..

sampai kapankah duniaku terlihat jumawa,
ataukah ini hanya sekedar fatamorgana sang kala??  *hening*




Aku bertarung dengan waktu,

RistiaPrasetyo